Melodi Cinta Sang Dara

Sepenggal kisah dari sudut kehidupan negeri atas angin

Duduk menghadap jendela, menatap riuhnya dunia, seorang dara beberapa saat tercenung saat sang angin menelusup ke dalam jiwanya dan berbisik, “ Hari ini adalah perubahan..”

“Apa itu?” batinnya bertanya dan sang anginpun cuma tersenyum sambil berlalu. dengan menyimpan sebuah tanya, sang dara seperti biasa di depan jendela, menyapa awan , maahari, rembulan,bunga juga semut hitam. Tiba tiba terdengar sebuah sapa,
“ Assalamu’alaikum…...." di sertai sekuntum senyum.
Sang dara menoleh,“Wa’alaikumussalam…... subhanallah teman .. lama tiada bersapa….” senyum sang dara.

“tiada terlupa?” Tanya sang penyapa.
“bagaiamana bisa,karena hanya dengan engkaulah diri mengolah rasa dan melembutkan jiwa….." jawab sang dara. Sesaat keduanya saling sapa dan senyum.

"Aku datang, hendak memberikan sesuatu yang menjadi milikmu, sesungguhnya aku tak mau melakukannya, tetapi karena ku ingin hari hari yang ada menjadi biasa, ku datang kepadamu….
“Apa itu?” tanya sang dara.
“ini…” sang lelaki membuka dadanya dan tangannya mengambil sebongkah hati, hati sang lelaki. "Lihatlah... di hati ini ada sekuntum bunga, bermahkotakan cinta, bertangkaikan kasih sayang…ku tak tahu kapan ia datang dan mekar.. dan lihatlah ada sebaris namamu di dalamnya..”

“Benarkah engkau tiada mau memnerikannya padaku?” Tanya sang dara
“ Dari rasa yang ada, ku tak mau apabila dengan kuntum itu tumbuhlah duri duri kebebencian.. atau noktah noktah dendam hitam… lebih baik tidak bila memamg itu yang akan terjadi,,, tetapi dari dasar jiwa … ada asa untuk berkata iya bila yang adalah adalah ketulusan , keikhlasan juga kelembutan.. jawab sang lelaki

Sang dara tersenyum dan meraih hati sang lelaki kemudian mendekapnya erat.
“Sesungguhnya sejak awal kita bertemu, telah ku rasakan sebuah kelembutan,sesuatu yang selama ini juga ku cari. Dan apalagi sekarang setelah ku dekap hatimu ini…lembut mengalir dalam nadi... terima kasih.. maka wahai lelaki.. hatimu ini akan ku simpan erat dan terimalah hatiku ini untukmu…..jagalah ia.. ia kupercayakan kepadamu sepenuhnya. Banyak orang meminta tapi entah kenapa hanya kepadamu aku percayakan ia…..

Keduanya tersenyum, berbinar dan kemudian bercahaya di sudut kehidupan.

“Inilah awal kehidupan, apa yang ada adalah anugerah , maka jagalah ia..peliharalah ia sebagai tanda syukur kita kepadaNYA…..” sebaris kata meluncur dari hembusan angin timur, kembali menelususp ke dalan jiwa sang dara.
”iya…inilah perubahan itu, yang dengamnya Allah menghadirkan sebuah kelembutan. Yang dengannya ku tak lagi merasa sendiri dalam riuhnya dunia… Yang dengannya menjadi tempat berbagi melepas resah, membuang lelah dan menemani hari hari…meskipun kuntum kssih sayang ini masih berupa benih, tapi percayalah ia akan selalu tumbuh dalam tiap waktunya.. tumbuh dam tumbuh memenuhi ruang jiwa yang ada.. dan akan kau petik buahnya sesegera…

Suatu hari…

“Biarkan ku sandarkan jiwa ini pada dirimu, aku lelah berjalan, maka terbangkanlah aku ke atas awan… aku kedinginan dalam gelapnya resah, maka hangatkan aku dengan cahaya lembutmu, aku sepi dalam kesendirian, maka temanilah aku dalam riuhnya rasa… kemariah engkau, akan ku peluk .. akan ku dekap dengan sepenuh rasa…

Suatu hari..

Kenapakah terdiam? apakah datang hanya untuk berdiam, tidak inginkah bicara?? baiklah...lebih baik …selamat istirahat !”
Sang lelaki tersenyum, ” ku tau biasanya engkau sibuk merangkai rasa dengan kupu kupu, awan juga bintang dan biasanya pula aku lebih banyak menunggu menghitung jarum jam… adapakah hari ini? sang lelaki tersenyum.
“Jelek!!” kata sang dara cemberut.. Sanng lelaki kembali tersenyum...

Suatu hari….

Dengan mata meleleh sang dara merintih lirih… “sakit…..”
Sang lelakipun dengan kasih sayng berkata:"...Bersabarlah.. perbanyaklah dzikir pada Allah juga berdoa, sesunguhnya sakit itu dari Allah dam Allah jua yang meyembuhkan….

Suatu hari….

Sang dara tersenyum di samping sang lelaki..
“Marilah kita berjalan bersama, bergandeng tangan, saling menggenggam penuh Kasih sayang… perjalanam ini masih sangat panjang… warnailah dengan keindahan dan senyum yang ada.. dengan ketulusan jiwa…dengen kejujuran hati..tapi jangan lupa.. warnailah hatimu denga cinta, agar engkau tiada merasa hampa dalam melangkah……jangan jadikan waktu menjadi penghalang... karena yang terpenting bagaimana kita menjalani waktu itu... jangan jadikan aral menjadi beban... karena itulah perjuangan...mari ku temani..” kata sang lelaki…

sang darapum tersenyum bahagia… terima kasih…

Selanjunya.....

Apa Warna Hatimu?

ada sebuah catatan dari seorang yang duduk disebuah lorng waktu...

====
Ketika ku bertanya, " Warna apakah yang ada di hatimu?'
Engkau menjawab, " Tidak tahu..." sambil tersenyum,"
Yang ku tahu bahwa hati ini adalah untukmu..."
"hmmm.. terimakasih...ku haturkan selalu, dalam setiap waktu..
"Tapi ku belum tahu warna apa yang ada...tetapi yang pasti itu untukmu..." katanya sambil selalu tersenyum....sambil duduk di samping.

Kekasih...mari kita berjalan bersama, mewarnai hati yang ada, dengan pelangi...biarkan waktu berlalu, karena waktu memang mesti berjalan...tak usah resah oleh waktu, tak usah resah oleh gundah..karena yang terpenting adalah warna yang ada pada hati bisa terungkap dan akan kita jaga karena warna yang ada adalah sebuah karunia...
======

Selanjunya.....

LELAKI DAN REMBULAN

Catatan Cinta seorang Sahabat.
===================

Lelaki itu memandang jauh ke cakrawala. Menarik nafas dalam dalam dan menghempas sebuah beban yang ada di dada.
“apakah yang engkau pikirkan?” sebuah suara lembut bertanya.
“ Seperti yang engkau tahu..”Lelaki itu menoleh sambil tersenyum pada rembulan yang sedang di pucuk pohon. “Tentang waktu, tentang asa dan tentang kita.”
Sang rembulan pun tersenyum, “ Tahukan engkau, sesungguhnya waktu itu tadalah kepastian, asa itu adalah keindahan, dan kita... adalah keniscayaan.”
“ Jika demikian kenapakah diri mesti bersama kejora jingga? Tanya nsang lelaki berusaha memahami.
“ Karena engkau adalah sang pecinta dan yang di sayang. Tidakkah sang pecinta ingin yang di cinta bahagia? Dan kebahagiaan rembulan adalah kalian bisa bersama, karena kalian adalah yang tersayang..” jelas sang rembulan.
Sang lelaki menatap sang rembulan penuh tanya, “ begitukah cinta?”
“Iya.... pecinta mesti bener2 memahami apa arti sebuah pengertian, apa arti pengorbanan, dan bagaimana membuang ego...” lanjut sang rembulan. Sang lelaki masih menatap sang rembulan degan lembut.. “ baiklah bila memang itu cinta..” terasa ada berat.
“terima kasih....” seru sang rembulan. “ Tapi berkenanlah engkau di sini, di padang rumput ini,temani rembulan dan berjanjilah, jangan biarkan orang lain masuk di padang rumput kita...”
sang lelaki tersenyum... menatap rembulan.

“Maafkanlah diri, karena diri sang kejora itu telah pergi dan menghilang, burung indah itu telah terbang entah kemana..” sang lelaki berkata penuh sesal.
Dengan senyum yang lembut sang rembulanpun mendekat dan berkata. “ tiada mengapa... kita merencana Allah juga yang tentukan segala..”
“ Ya rembulan, cinta, sayang dan rindu adalah snugerah, kenapakah kita tidak menjaganya sebagai sykur kita, tidakkah kita pelihara itu sebagai anugerah..?”
“Benar kata engkau...” ada sebuha senyum yang lebih bercahaya. Dan sang lelakipun beranjak mendekat. “ Terimakasih... tapi maafkan juga bila kadang ada juga segaris cemburu menelusupdalam kalbu....”
“kenapa?”
“Lihatlah.. begitu banyak mata memandangmu dari balik jendela dan pintu...dengarlah seseorang berteriak memanggilmu dalam setiap waktu, menginginkan di sisimu...dan ada juga seseorang yang merasa tersisih karena beranggap engkau bercahaya karena untuk sebuah pesona...” urai sang lelaki.
Sang rembulanpun mendekat dan tertawa kecil kemudian tersenyum lembut “ wahai lelaki kenapa harus cemburu, bukankah rembulan ada memang untuk bercahaya dan tersenyum untuk semua, untuk yang hitam ataupun putih hati, bukankan itu sudah tugas hidup rembulan. Hilangkanlah curiga, karena engkau telah tahu sebuah cerita tentang apa yang ada..”
“Hmm.. iya terima kasih.. diri percaya, diri yakin akan sebuah ketulusan, keikhlasan dan kata apa yang ada dari rembulan.. “ dengan senyum sang lelaki berkata. Jika hendak terbang melintas langit bumi selatan, jangan lupa bawalah nama diri dalam senyum yang ada, bawalah jiwa ini dalam setiap sinar yang terpancar..diri tunggu di sini, di padang rumput ini...akan diri jaga agara orang lain tiada amsuk ke dalamnya...Bersinarlah penuh kelembutan, bercahayalah dalam mulia... semoa Allah Menjagamu dari segala fitnah dan bala, semoga Allah memudahkan setiap urusan yang ada....Menjadilah bidadari... amien

Selanjunya.....

Hadits Palsu Tentang Terpecahnya Umat Islam

Hadits palsu tersebut bunyinya adalah sebagai berikut :

"TAFTARIQU UMMATI 'ALA BIDH'IW-WASAB'IINA FIRQOTAN KULLUHAA FIIL-JANNATI ILLA FIRQOTAW-WAHIDAH WAHIYAA ZANAADIQOH".

"Umat-Ku akan terpecah menjadi lebih dari 70 golongan, semuanya akan masuk surga, kecuali satu golongan yang akan masuk neraka, yaitu golongan zindiq".

Keterangan :
Hadits ini diriwayatkan dengan tiga jalan:

1. Diriwayatkan oleh Al 'Uqaili dalam kitab 'Adh-Dhua'afa IV : 201 dan Ibnul Jauzi dalam kitab "Al-Maudhu'at" 1 : 267 dari jalan Mu'adz bin Yasin Az-Zayyat, telah menceritakan kepada kami Al-Abrad bin Al-Asyras dari Yahya bin Sa'id dari Anas secara marfu'.
2. Diriwayatkan oleh Dailami (2/1/41) dari jalan Nu'aim bin Hammad, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Al-Yaman dari Yasin Az-Zayyat dari Sa'ad bin Sa'id saudara Yahya bin Sa'id Al-Anshari dari Anas.
3. Diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dari Daruquthni dari jalan "Utsman bin 'Affan Al-Qurasyiy, telah menceritakan kepada kami Abu Ismail Al-Ubullity Hafs bin Umar dari Mus'ir dari Sa'ad bin Sa'id dari Anas.


RAWI HADITS

Di sanad yang pertama ada dua rawi yang sangat lemah.

1. Mu'adz bin Yasin Az-Zayyat. Al-'Uqaili berkata : Ia rawi MAJHUL dan haditsnya tidak terpelihara.(lihat : Muzanul I'tidal IV : 133 dan Lisanul Mizan VI : 55-56).
2. Al-Abarad bin Al-Asyras. Ibnu Khuzaimah berkata : Ia tukang memalsukan hadits. Al-Azdiy berkata : Haditsnya tidak shah. (Lihat Mizanul I'tidal 1 : 77-78 dan Lisanul Mizan I : 128-129).

Di sanad yang kedua ada dua rawi yang lemah :

1. Nu'aim bin Hammad. Ibnu Hajar berkata : Ia benar tapi banyak salah (Taqrib II : 305).
2. Yasin bin Mu'adz Az-Zayyat. Imam Bukhari berkata : Munkarul hadits. Nasa'i dan Ibnu Junaid berkata : Ia rawi Matruk, Ibnu Hibban berkata : Ia sering meriwayatkan hadits Maudhu'. (lihat Mizanul I'tidal IV : 358).

Di sanad yang ketiga, ada dua rawi tukang dusta.

1. Utsman bin 'Affan Al-Qurasyiy As-Sijistani. Kata Ibnu Khuzaimah : Aku bersaksi bahwasanya ia sering memalsukan hadits atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam (lihat Mizanul I'tidal III : 49).
2. Abu Ismail Al-Ubuliy Hafs bin Umar bin Maimun. Kata Abu Hatim Ar-Razi : Ia adalah syaikh tukang dusta (lihat : Al-Jarhu wat Ta'dil III : 183 nomor 789).

KESIMPULAN

Kata Ibnul Jauzi : Hadits dengan lafadz seperti di atas tidak ada asalnya. Yang benar adalah : Satu golongan yang masuk surga yaitu : Al-Jama'ah (Al-Maudhu'at I : 267-268 cet. II Darul Fikr 1403 H). Kata Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani : Hadits dengan lafadz seperti ini (yakni seperti yang tersebut di atas) adalah PALSU.

PERIKSA

* Al-Maudhu'at I : 267-268 oleh Ibnul Jauzi.
* Al-Laali' Al-Mashnu'ah fil Ahaditsil Maudhu'ah I : 128 oleh As-Suyuthi.
* Tanziihusy Syari'ah I : 310 oleh Ibnul Araq Al-Kattaani.
* Al-Fawaaidul majmua'ah fil Ahaaditsil Maudhu'ah hal : 431-432 nomor 1387 oleh Imam Syaukani.
* Silsilah Ahaadits Dha'iifah wal Maudhu'ah nomor 1035 oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani.
* Kitab-kitab Rijaalul Hadits yang tersebut di atas.

Wallahu 'alam.

Di kutip dari www.Assunnah ML

Selanjunya.....

tes dulu

tes dulu yah

Selanjunya.....
 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 Tetes Kehidupan |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net | Reviewed by Blogger Templates

Usage Rights